“Mengembangkan Industri Pariwisata dalam Mendukung Visit Indonesia Years 2009 – 2014 untuk Meningkatkan Kinerja Perekonomian Nasional dan Memantapkan Daya Saing Bangsa”
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu keniscayaan. Pengembangan industri ini sangat dimungkinkan mengingat begitu kayanya alam Indonesia dengan begitu banyaknya ragam pesonanya. Mulai dari keindahan alam, khazanah peninggalan sejarah, keunikan adat budaya berbagai suku bangsa dan aneka atraksi festival dan pagelaran budayanya.
Semua daya pesona itu tentu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah bila kemudian tidak diiringi dengan ikhtiar menggugah minat pasar untuk mengunjungi serta menikmati terhadap berbagai obyek wisata yang ada.
Di antara usaha untuk menarik minat pasar itu adalah adanya inisiatif dari industri pariwisata secara periodik berkelanjutan untuk mengadakan Visit Indonesia Years (Tahun Kunjungan Wisata) yang dikenalkan dan dipromosikan ke berbagai Negara bangsa di dunia.
Memang ada persyaratan untuk bisa menyelenggarakan atau terselenggaranya Visit Indonesia Years ini, diantaranya adalah meningkatkan jalinan hubungan untuk memperkuat komitmen bersama sebagai pemangku kepentingan dari industri pariwisata yaitu dari kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kebersamaan ketiga unsur ini dalam pengembangan industri pariwisata memiliki posisi yang sangat menentukan karena keterkaitannya secara langsung terlibat dalam berbagai aktifitas kepariwisataan. Mengingat bahwa lahirnya sebuah kebijakan pemerintah kemudian diiringi dengan ikhtiar melakukan pelayanan yang professional dari pihak swasta serta hadirnya dukungan berupa partisipasi kreatif dari masyarakat maka dengan sendirinya akan terakselerasi gerakan kepariwisataan nasional.
Persyaratan berikut adalah bergeraknya kinerja ekonomi secara lebih sinergis dalam memajukan industri pariwisata seperti misalnya peranan departemen-departemen baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak langsung misalnya Departemen Perhubungan khususnya dalam mengeluarkan berbagai kebijakan yang erat hubungannya dengan penerbangan, begitu juga Departemen Pekerjaan Umum dalam membangun, memelihara berbagai sarana prasarana seperti jalan dan sarana umum lainnya. Demikian pula dengan departemen-departemen lainnya, baik Depatemen Perdaganan, Departemen Koperasi dan Usaha Menengah dan Kecil terutama dalam menyediakan berbagai barang dagangan dan berbagai barang-barang kerajinan. Kendati memang instansi departemen-departemen yang berada di pusat tidak langsung menyentuh para konsumen, akan tetapi koordinasinya dengan berbagai jajaran aparat di bawahnya seperti dalam kebijakan tentang adanya sentra-sentra perdagangan itu sangat berpengaruh pada tata ruang perkotaan, seperti pengembangan pasar swalayan dan pembenahan pasar lingkungan, dalam kaitannya dengan jalur lalu lintas dan keindahan kota.
Kedua hal persyaratan baik kerjasama pemangku kepentingan dan kinerja di bidang ekonomi tadi tidaklah cukup untuk mengembangkan industri pariwisata yang dapat mendukung Visit Indonesia Years karena dalam dunia yang penuh kompetitif dibutuhkan keunggulan komparatif agar memiliki daya saing.
Untuk membangun daya saing ini diantaranya yang harus dikembangkan adalah bagaimana agar obyek-obyek wisata yang ada atau yang akan dikembangkan terjamin keamanannya, terpelihara kebersihannya serta sangat peduli terhadap lingkungan hidup seperti bagaimana gerakan penghijauan perkotaan dengan dialokasikannya hutan-hutan perkotaan dan taman-taman rekreasi yang sekaligus dapat menjaga kesegaran dan kenyamanan perkotaan.
Lebih-lebih tentunya pelestarian lingkungan hidup pada obyek-obyek wisata termasuk menjaga hutan lindung dan reboisasi hutan-hutan yang telah gundul. Bukankah suatu negara bisa dikatakan unggul dari negra lain bila ia (tanah airnya) bisa memelihara hutannya dengan terus menerus melakukan penghijauan, yang tidak sebatas halaman rumahnya saja maka masyarakat dunia akan menjadikannya negara tersebut sebagai paru-paru yang dapat berfungsi agar dunia bisa bernafas lega sehingga terjamin pula adanya udara yang segar dengan kehidupan manusia yang penuh dengan suasana alam yang nyaman dan menyenangkan. Selain tentunya sebagi upaya menangani pemanasan global yang telah banyak dirasakan berbagai negara dengan perubahan musim yang tidak menentu dan ekstrim.
Di samping itu hal yang perlu pula diwaspadai yang bukan hanya keterlibatan atau diserahkan sepenuhnya kepada Departemen Kesehatan untuk menanganinya, karena ini juga terkait dengan kebijakan negara- negara lain yaitu dalam hal ini adalah berbagai penyakit yang begitu aktif dan cepat menular skaligus cepat mematikan. Tetapi harus menjadi kebijakan nasional dari Kepala Negara, bagaiana mencegahnya agar masyarakat negeri ini tidak rentan terhadap berbagai macam virus yang ditemukan akhir-akhir ini.
Jadi kalau demikian maka tidak hanya sekedar mengefektifkan kinerja dibidang ekonomi saja bila menghendaki adanya lompatan kesuksesan bagi industri pariwisata, tetapi juga harus melibatkan kerja dari unsur-unsur keamanan negara, termasuk dalam hal ini unsur intelejen. Sebab tidak bisa dianggap ringan tentang adanya gerakan terorisme, apakah itu atas dasar agama atau atas dasar ketidak adilan tatanan dunia. Apalagi bila kemudian negeri ini menjadi sasaran kapitalisme. Sehingga disadari ataupun tidak, negeri ini sudah menjadi arena pertempuran bagi kapitalisme dan terorisme. Sebab masih segar dalam ingatan kita bagaimana bom yang meledak pada sebuah hotel yang cukup luar biasa memprihatikannya bagi kemanusiaan. Kejadian ini bukanlah tanggung jawab dari jajaran perhotelan, tetapi sesungguhnya jajaran keamanan negara. Jadi industri pariwisata membutuhkan sinerji penguatan-penguatan dengan berbagai sektor pemerintahan yang terkait, termasuk dalam hal ini berbagai unsur keamanan.
Membangun daya saing bangsa ditengah bangsa-bangsa lain yang telah lebih dulu unggul maka jalan yang harus ditempuh adalah bagaimana mematakan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa ini, sekaligus memilah sektor mana yang kiranya dapat menjadi pendongkrak keunggulan bangsa ini, sehingga punya posisi tawar, bisa sejajar, bahkan bila mungkin lebih selangkah dari bangsa lain. Tentu bagi orang pariwisata sektor itu adalah pariwisata, karena mampu menjalin kedekatan bahkan meningkatkan kinerja di bidang ekonomi juga bidang-bidang lain yang strategis, sehingga apa yang menjadi cita-cita kemerdekaan hidup yang aman, damai, adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terdekati adanya. Di sini pariwisata dapat dijadikan media untuk menempatkan rakyat sebagai manusia yang memiliki harkat dan bermartabat. Semoga !
Jakarta, 6 Agustus 2009
Dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagai buah dari usaha ekonomi nasional yang mandiri maka mengembangkan industri pariwisata merupakan suatu keniscayaan. Pengembangan industri ini sangat dimungkinkan mengingat begitu kayanya alam Indonesia dengan begitu banyaknya ragam pesonanya. Mulai dari keindahan alam, khazanah peninggalan sejarah, keunikan adat budaya berbagai suku bangsa dan aneka atraksi festival dan pagelaran budayanya.
Semua daya pesona itu tentu tidak dapat begitu saja memberi nilai tambah bila kemudian tidak diiringi dengan ikhtiar menggugah minat pasar untuk mengunjungi serta menikmati terhadap berbagai obyek wisata yang ada.
Di antara usaha untuk menarik minat pasar itu adalah adanya inisiatif dari industri pariwisata secara periodik berkelanjutan untuk mengadakan Visit Indonesia Years (Tahun Kunjungan Wisata) yang dikenalkan dan dipromosikan ke berbagai Negara bangsa di dunia.
Memang ada persyaratan untuk bisa menyelenggarakan atau terselenggaranya Visit Indonesia Years ini, diantaranya adalah meningkatkan jalinan hubungan untuk memperkuat komitmen bersama sebagai pemangku kepentingan dari industri pariwisata yaitu dari kalangan pemerintah, swasta dan masyarakat.
Kebersamaan ketiga unsur ini dalam pengembangan industri pariwisata memiliki posisi yang sangat menentukan karena keterkaitannya secara langsung terlibat dalam berbagai aktifitas kepariwisataan. Mengingat bahwa lahirnya sebuah kebijakan pemerintah kemudian diiringi dengan ikhtiar melakukan pelayanan yang professional dari pihak swasta serta hadirnya dukungan berupa partisipasi kreatif dari masyarakat maka dengan sendirinya akan terakselerasi gerakan kepariwisataan nasional.
Persyaratan berikut adalah bergeraknya kinerja ekonomi secara lebih sinergis dalam memajukan industri pariwisata seperti misalnya peranan departemen-departemen baik yang langsung berhubungan maupun yang tidak langsung misalnya Departemen Perhubungan khususnya dalam mengeluarkan berbagai kebijakan yang erat hubungannya dengan penerbangan, begitu juga Departemen Pekerjaan Umum dalam membangun, memelihara berbagai sarana prasarana seperti jalan dan sarana umum lainnya. Demikian pula dengan departemen-departemen lainnya, baik Depatemen Perdaganan, Departemen Koperasi dan Usaha Menengah dan Kecil terutama dalam menyediakan berbagai barang dagangan dan berbagai barang-barang kerajinan. Kendati memang instansi departemen-departemen yang berada di pusat tidak langsung menyentuh para konsumen, akan tetapi koordinasinya dengan berbagai jajaran aparat di bawahnya seperti dalam kebijakan tentang adanya sentra-sentra perdagangan itu sangat berpengaruh pada tata ruang perkotaan, seperti pengembangan pasar swalayan dan pembenahan pasar lingkungan, dalam kaitannya dengan jalur lalu lintas dan keindahan kota.
Kedua hal persyaratan baik kerjasama pemangku kepentingan dan kinerja di bidang ekonomi tadi tidaklah cukup untuk mengembangkan industri pariwisata yang dapat mendukung Visit Indonesia Years karena dalam dunia yang penuh kompetitif dibutuhkan keunggulan komparatif agar memiliki daya saing.
Untuk membangun daya saing ini diantaranya yang harus dikembangkan adalah bagaimana agar obyek-obyek wisata yang ada atau yang akan dikembangkan terjamin keamanannya, terpelihara kebersihannya serta sangat peduli terhadap lingkungan hidup seperti bagaimana gerakan penghijauan perkotaan dengan dialokasikannya hutan-hutan perkotaan dan taman-taman rekreasi yang sekaligus dapat menjaga kesegaran dan kenyamanan perkotaan.
Lebih-lebih tentunya pelestarian lingkungan hidup pada obyek-obyek wisata termasuk menjaga hutan lindung dan reboisasi hutan-hutan yang telah gundul. Bukankah suatu negara bisa dikatakan unggul dari negra lain bila ia (tanah airnya) bisa memelihara hutannya dengan terus menerus melakukan penghijauan, yang tidak sebatas halaman rumahnya saja maka masyarakat dunia akan menjadikannya negara tersebut sebagai paru-paru yang dapat berfungsi agar dunia bisa bernafas lega sehingga terjamin pula adanya udara yang segar dengan kehidupan manusia yang penuh dengan suasana alam yang nyaman dan menyenangkan. Selain tentunya sebagi upaya menangani pemanasan global yang telah banyak dirasakan berbagai negara dengan perubahan musim yang tidak menentu dan ekstrim.
Di samping itu hal yang perlu pula diwaspadai yang bukan hanya keterlibatan atau diserahkan sepenuhnya kepada Departemen Kesehatan untuk menanganinya, karena ini juga terkait dengan kebijakan negara- negara lain yaitu dalam hal ini adalah berbagai penyakit yang begitu aktif dan cepat menular skaligus cepat mematikan. Tetapi harus menjadi kebijakan nasional dari Kepala Negara, bagaiana mencegahnya agar masyarakat negeri ini tidak rentan terhadap berbagai macam virus yang ditemukan akhir-akhir ini.
Jadi kalau demikian maka tidak hanya sekedar mengefektifkan kinerja dibidang ekonomi saja bila menghendaki adanya lompatan kesuksesan bagi industri pariwisata, tetapi juga harus melibatkan kerja dari unsur-unsur keamanan negara, termasuk dalam hal ini unsur intelejen. Sebab tidak bisa dianggap ringan tentang adanya gerakan terorisme, apakah itu atas dasar agama atau atas dasar ketidak adilan tatanan dunia. Apalagi bila kemudian negeri ini menjadi sasaran kapitalisme. Sehingga disadari ataupun tidak, negeri ini sudah menjadi arena pertempuran bagi kapitalisme dan terorisme. Sebab masih segar dalam ingatan kita bagaimana bom yang meledak pada sebuah hotel yang cukup luar biasa memprihatikannya bagi kemanusiaan. Kejadian ini bukanlah tanggung jawab dari jajaran perhotelan, tetapi sesungguhnya jajaran keamanan negara. Jadi industri pariwisata membutuhkan sinerji penguatan-penguatan dengan berbagai sektor pemerintahan yang terkait, termasuk dalam hal ini berbagai unsur keamanan.
Membangun daya saing bangsa ditengah bangsa-bangsa lain yang telah lebih dulu unggul maka jalan yang harus ditempuh adalah bagaimana mematakan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa ini, sekaligus memilah sektor mana yang kiranya dapat menjadi pendongkrak keunggulan bangsa ini, sehingga punya posisi tawar, bisa sejajar, bahkan bila mungkin lebih selangkah dari bangsa lain. Tentu bagi orang pariwisata sektor itu adalah pariwisata, karena mampu menjalin kedekatan bahkan meningkatkan kinerja di bidang ekonomi juga bidang-bidang lain yang strategis, sehingga apa yang menjadi cita-cita kemerdekaan hidup yang aman, damai, adil dan sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia dapat terdekati adanya. Di sini pariwisata dapat dijadikan media untuk menempatkan rakyat sebagai manusia yang memiliki harkat dan bermartabat. Semoga !
Jakarta, 6 Agustus 2009
Drs. Ahmad Zacky Siradj
Sekretaris Jenderal Badan Pimpinan Nasional Masyarakat Pariwisata Indonesia (BPN MPI)